PENUGASAN KUNJUNGAN INDUSTRI TEMPE/TAHU
MATA KULIAH EKOLOGI INDUSTRI
Dosen Pengampu : Abdul Rojak. SE, MM
Dampak Industri Tempe/Tahu Terhadap Lingkungan
Disusun Oleh:
Nama :
Nanda Kurniati
Kelas : C1.23
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI DIGITAL
penugasan ETS
Semester Genap
2023/2024
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Industri olahan pangan tahu tempe memiliki kontribusi terhadap sektor ekonomi, namun memiliki dampak terhadap lingkungan. Hasil produksi menghasilkan limbah padat dan cair yang sebagian besar di buang ke alam terbuka dan badan air, masalah yang lain muncul adalah hasil pembakaran berupa arang dan sisa pembakaran dibuang ke sungai yang menyebabkan terjadinya sidimentasi yang berdampak terjadinya degradasi lingkungan. Potensi UKM tahu dan tempe dalam meningkatkan pendapatan keluarga dan mengurangi pengangguran, sehingga perlu di pertahankan dan di kembangkan dengan pola-pola produksi ramah lingkungan dan memenuhi kriteria higenitas, maka pola prodiksi dengan system sentralisasi adalah solusi yang tepat.
Produsen tahu dan tempe yang belum
mengerti akan kebersihan serta kelestarian lingkungan serta tingkat ekonomi
yang masih rendah penyebab pengolahan limbah cair tidak ditangani secara tepat
bahkan dianggap menjadi beban yang cukup berat. Keberadaan industri tahu dan
tempe harus selalu didukung baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat karena
makanan tahu dan tempe merupakan makanan yang digemari oleh hampir seluruh
lapisan masyarakat Indonesia, disamping nilai gizinya tinggi serta mudah
dijangkau oleh masyarakat. Limbah yang dihasilkan dari industri tahu dan tempe
diantaranya limbah cair, limbah padat, dan limbah gas. Salah satu limbah
tersebut seperti limbah cair tahu dan tempe jika tidak dikelola dengan baik
akan menjadi permasalahan lingkungan yang membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya
dalam menangani masalah limbah cair tersebut
B. Rumusan Masalah
a. Apa
saja kandungan limbah pada industri tempe/tahu
b. Bagaimana
proses pembuangan limbah pada industri tempe/tahu
c. Bagaimana
analisis dampak dari pembuangan limbah
cair tempe/tahu pada lingkungan
d. Bagaimana
solusi yang dapat diberikan untuk menanggulangi limbah cair tempe/tahu pada
lingkungan
C. Tujuan Penelitian
a. Untuk
mengetahui kandungan limbah pada industri tempe/tahu
b. Untuk
mengetahui proses pembuangan limbah pada industri tempe/tahu
c. Untuk
mengetahui dampak dari pembuangan limbah cair tempe/tahu pada lingkungan
d. Untuk
mengetahui solusi untuk menanggulangi limbah cair tempe/tahu pada lingkungan.
BAB 2
Pembahasan
A. Kandungan Limbah pada Industri Tempe/Tahu
Limbah industri tempe dan tahu terbagi menjadi dua jenis, yaitu limbah padat dan limbah cair. Berikut adalah penjelasan tentang apa yang terkandung dalam setiap jenis limbah :
1. Limbah Padat
• Kulit
kedelai
Kulit kedelai yang mengelupas
selama proses perendaman, yang mengandung protein, lemak, dan serat, merupakan
limbah padat utama dari industri tempe dan tahu.
• Sisa
kemasan
Limbah padat lainnya berasal dari
sisa kemasan, seperti plastik, kardus, dan daun pisang.
2. Limbah Cair
• Bahan
organik
Limbah cair industri tempe dan
tahu mengandung banyak bahan organik, termasuk protein, karbohidrat, lemak, dan
minyak. Bahan organik ini dihasilkan dari sisa-sisa kedelai yang terlarut dalam
air.
• Padatan
tersuspensi
Selain itu, limbah cair
mengandung mikroorganisme, kotoran, serat kedelai, dan padatan lainnya yang
tersuspensi.
• Senyawa
nitrogen dan fosfor
Limbah cair tempe dan tahu
mengandung banyak nitrogen dan fosfor, yang berasal dari protein dan asam amino
kedelai.
• Senyawa
organik terlarut
Asam laktat, asam asetat, dan etanol
adalah beberapa senyawa organik terlarut lainnya yang diproduksi oleh
mikroorganisme selama proses fermentasi tempe atau tahu.
B. Proses Pembuangan Limbah pada Industri Tempe/Tahu
Proses pembuangan limbah pada industri tempe/tahu harus dilakukan dengan cara yang benar dan ramah lingkungan. Berikut adalah beberapa langkah umum dalam proses pembuangan limbah pada industri tempe/tahu :
• Potong
limbah padat dan cair.
•
Limbah padat dapat dikategorikan berdasarkan
jenisnya, seperti sisa kemasan, kulit kedelai, dll.
•
Limbah cair dapat dikategorikan berdasarkan
konsentrasi pencemarnya, seperti limbah cair dengan konsentrasi pencemar rendah
dan tinggi.
2. Pengolahan
Limbah Padat :
•
Limbah padat yang memiliki nilai ekonomis,
seperti kulit kedelai, dapat dimanfaatkan kembali atau dijual kepada pihak
lain.
• Untuk menghindari pencemaran lingkungan, pastikan limbah padat dibuang dengan benar di tempat pembuangan akhir (TPA) yang memenuhi standar lingkungan.
3. Pengolahan Limbah Cair
• Limbah
cair harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan.
4. Pemantauan
• Pemantauan
dapat dilakukan dengan melakukan pengujian kualitas air limbah
Penting untuk diingat bahwa proses pembuangan limbah pada industri
tempe/tahu harus selalu mengikuti peraturan dan perundangan yang berlaku.
Selain itu, industri tempe/tahu juga perlu menerapkan
prinsip-prinsip produksi bersih untuk meminimalkan jumlah limbah yang
dihasilkan.
Dengan menerapkan proses
pembuangan limbah yang benar dan ramah lingkungan, industri tempe/tahu dapat
membantu menjaga kelestarian alam dan meminimalkan dampak negatif terhadap
lingkungan.
C. Analisis Dampak dari Pembuangan Limbah Cair Tempe/Tahu pada Lingkungan
Pembuangan limbah cair tempe/tahu tanpa pengolahan terlebih dahulu dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi lingkungan, seperti:
1. Dampak terhadap Kualitas Air:
• Pencemaran air: Limbah cair tempe/tahu yang kaya akan bahan organik dan senyawa pencemar lainnya dapat mencemari badan air, seperti sungai, danau, dan laut. Pencemaran air ini dapat menyebabkan:
• Kematian ikan dan organisme air lainnya:Bahan organik dalam limbah cair dapat menguraikan oksigen di dalam air, sehingga menyebabkan kekurangan oksigen yang dapat mematikan ikan dan organisme air lainnya.
•
Pertumbuhan
eutrofikasi: Senyawa nitrogen dan fosfor dalam limbah cair dapat memicu
pertumbuhan eutrofikasi, yaitu pertumbuhan tanaman air yang berlebihan.
Pertumbuhan eutrofikasi ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem air dan
menyebabkan kematian ikan.
• Penurunan kualitas air:Limbah cair tempe/tahu dapat menurunkan kualitas air, sehingga air menjadi tidak layak minum dan tidak dapat digunakan untuk keperluan domestik dan industri lainnya.
• Pendangkalan sungai:Limbah cair tempe/tahu yang mengandung padatan tersuspensi tinggi dapat menyebabkan pendangkalan sungai. Pendangkalan sungai dapat menyebabkan banjir dan mengganggu navigasi air.
2. Dampak terhadap Kesehatan Masyarakat:
•
Penyakit:
Limbah cair tempe/tahu yang mengandung bakteri dan patogen lainnya dapat
menyebabkan penyakit pada manusia,
• Bau busuk:Limbah cair tempe/tahu yang mengandung bahan organik tinggi dapat mengeluarkan bau busuk yang tidak sedap. Bau busuk ini dapat mengganggu kenyamanan masyarakat di sekitar lokasi industri.
3. Dampak terhadap Ekosistem:
•
Gangguan
keseimbangan ekosistem: Pencemaran air akibat limbah cair tempe/tahu dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem air. Hal ini dapat menyebabkan kematian ikan
dan organisme air lainnya, serta hilangnya keanekaragaman hayati.
• Kerusakan habitat: Limbah cair tempe/tahu yang mencemari tanah dapat merusak habitat flora dan fauna.
4. Dampak Sosial dan Ekonomi:
•
Penurunan
nilai estetika: Pencemaran air dan bau busuk akibat limbah cair tempe/tahu
dapat menurunkan nilai estetika lingkungan. Hal ini dapat berdampak pada sektor
pariwisata dan ekonomi lokal.
• Konflik sosial: Pencemaran air dan bau busuk akibat limbah cair tempe/tahu dapat konflik sosial antara masyarakat sekitar industri dengan pihak industri.
D. Solusi Menanggulangi Limbah Cair Tempe/Tahu pada Lingkungan
Pembuangan limbah cair tempe/tahu tanpa pengolahan yang tepat dapat mencemari lingkungan dan menimbulkan berbagai dampak negatif. Oleh karena itu, perlu diterapkan solusi-solusi untuk menanggulangi permasalahan ini. Berikut beberapa solusi yang dapat diberikan:
Penerapan Pengolahan Limbah Cair yang
Efektif:
1. Pengolahan
Primer:
•
Penyambungan
ke Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (SPAL): Jika memungkinkan,
industri tempe/tahu dapat terhubung ke sistem pengolahan air limbah terpusat
yang dioperasikan oleh pemerintah daerah atau swasta.
• Pembuatan Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL):
Industri tempe/tahu skala besar dapat membangun IPAL sendiri dengan teknologi yang sesuai, seperti sistem lumpur aktif, kolam oksidasi, atau kombinasi keduanya.
2. Pengolahan
Sekunder:
• Penggunaan
Biofilter:
Biofilter memanfaatkan mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik dalam limbah cair. Biofilter dapat dibuat dengan menggunakan media tanam seperti batu, kerikil.
BAB 3
Penutupan
Kesimpulan
Kunjungan ke industri tahu tempe memberikan wawasan penting tentang proses pembuatan, peran ekonomi, dan dampak lingkungannya. Industri tahu tempe dapat terus membantu ekonomi lokal dan masyarakat sambil mengurangi dampak lingkungannya dengan menerapkan praktik yang lebih berkelanjutan. Industri tahu/tempe memiliki kontribusi penting dalam menyediakan sumber protein nabati bagi masyarakat. Namun, proses produksinya menghasilkan limbah cair yang berpotensi mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Limbah cair industri tahu/tempe mengandung bahan organik tinggi, padatan tersuspensi, dan senyawa kimia seperti amonia, nitrat, dan fosfat. Kandungan ini dapat menyebabkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan
Saran
• Meningkatkan
pengelolaan limbah industri tahu dengan melakukan pengolahan limbah sebelum
dibuang agar tidak mencemari lingkungan.
• Mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan mengurangi dampak negatif dari industri tahu/tempe.
DOKUMENTASI KUNJUNGAN INDUSTRI
|
|
|
|
|
|
Komentar
Posting Komentar